Hubungan Kopi dengan Islam
Al-'Allamah Al-Arif Billaah KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari atau Abah Guru Sekumpul (lahir 11 Februari 1942 di Tunggul Irang, Martapura dan meninggal juga di Martapura pada tanggal 10 Agustus tahun 2005) pernah mengijazahkan ini, dari maqalah Al-Imam Al-Quthb Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas (1257 H/1837 M - 1334 H/1914 M) di kitab Ash-Shufiyatu fil Miizaan.
Beliau menukil keterangan dari gurunya Al-Imam Al-Quthb Al-Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Atthas (lahir di Hadhramaut 1327H/1909 M dan wafat 1416 H/1995 M), sungguh dia berkata :
Sayyid Ahmad bin 'Ali Al-Qadimi bertemu dengan Rasulullah ﷺ dalam keadaan terjaga (yaqodzotan), dia berkata : “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengarkan sebuah hadits darimu langsung, dengan tanpa perantara”.
Rasulullah ﷺ bersabda : “Aku mengajarkan kepadamu tiga hadits...
Rasulullah ﷺ bersabda : “Aku mengajarkan kepadamu tiga hadits...
Pertama : “Selagi aroma kopi masih melekat pada bibir/mulut manusia maka para malaikat akan selalu ber-istighfar (memintakan ampun) kepadanya.”
Ke-dua : “Siapa yang mengambil (membawa) tasbihnya untuk berdzikir, maka ditetapkan baginya termasuk orang yang banyak berdzikir/ahli dzikir, dia gunakan berdzikir atau tidak melakukan dzikir.”
Ke-tiga : “Siapa yang berkumpul/semajlis dengan waliyullah (kekasih Allah) baik dalam keadaan hidup atau setelah wafat maka dia bagaikan menghamba kepada Allah hingga bumi terbelah-belah (diampuni dosanya dan ditulis beribadah dari lahir sampai mati).”
Dan lagi berkata Al-Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Atthas (Qaddasallaahu sirrah) : “Sungguh semua tempat yang tidak dihuni manusia akan dihuni bangsa Jin, dan tempat yang dipakai buat ngopi tidak akan dihuni oleh bangsa Jin, bahkan tidak akan didekati oleh mereka.”
Diriwayatkan, Al-Imam Al-'Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad (1044 - 1132 H) Shahibur Ratib Haddad, mimpi bertemu dengan Rasulullah ﷺ.
Di dalam mimpinya Habib Abdullah berkata : “Ya Rasulullah berilah aku satu ucapanmu/Sabdamu yang belum pernah engkau sampaikan kepada para sahabat, aku minta khusus buatku langsung dari engkau ya Rasulullah.
Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya :
Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya :
1. Siapa yang memegang tasbih maka dia dicatat sebagai orang yang bertasbih meskipun dia tidak bertasbih.
2. Siapa yang minum kopi selama aroma kopi itu masih ada di mulutnya malaikat memintakan ampun.” (kopi untuk pengajian/qiyamul lail dapat istighfar-nya malaikat).
3. Barangsiapa mengunjungi seorang wali yang masih hidup maupun telah meninggal dunia, maka ibadahnya mengunjungi wali itu lebih baik daripada ibadah selama 70 tahun sampai tulangnya putus-putus."
Inilah kenikmatan dari Allah SWT melalui salah satu Dzurriyah/keturunan Rasulullah ﷺ yang mulia kedudukan lahir dan bathinnya di hadapan kakek beliau yang agung Sayyidina Muhammad ﷺ.
Sejarah Kopi dan Ngopi dalam Islam
Sebuah manuskrip tentang budaya Muslim di abad ke-15 M menyebutkan, kopi mulai dikenal dalam budaya umat Islam pada sekitar tahun 1400 M. Kopi itu dibawa masyarakat Yaman dari Ethiopia. Orang Afrika, terutama Ethiopia, telah mengenal kopi sejak tahun 800 SM. Saat itu, mereka mengkonsumsi kopi yang dicampur dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh.
Sumber lain, yakni kesaksian dari ilmuwan Muslim terkemuka, Ar-Roziy (865 - 925 M) dan Ibnu Sina (980 - 1037 M), menyatakan kopi telah dikenal di kalangan umat Islam pada awal abad ke-10 M. Minuman ini pertama kali dinikmati dan dibudidayakan oleh masyarakat Yaman. Mereka menyebut minuman kopi sebagai Al-Qahwah. Konon, peminum pertama kopi adalah kaum sufi yang menggunakannya sebagai stimulan agar tetap terjaga selama berdzikir pada malam hari.
Al-Imam Al-'Allamah Najmuddin Al-Ghazziy seorang pakar sejarah mencatatkan dalam kitab Al-Kawakib As-Sairah fi A'yan Al-Miah Al-A'syirah bahwa : "Orang yang pertama kali menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai minuman berkhasiat adalah Syaikh Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus, beliau membuat racikan kopi dari buah pohon Bun."
Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad Al-Husainy Al-Hadramy (1070 H-1113 H) dari marga Al-Aydrus mengatakan dalam kitabnya Linaasush Shafwah bi Anfaasil Qahwah: "Biji kopi baru ditemukan pada akhir abad 8 H di Yaman oleh penemu kopi Mukha, Imam Abul Hasan 'Ali Asy-Syadziliy bin Umar bin Ibrahim bin Abi Hudaimah Muhammad bin Abdullah bin Al-Faqih Muhammad Disa’in (nasabnya bersambung hingga kepada seorang sahabat bernama Khalid bin Asad bin Abil Ish bin Umayyah Al-Akbar bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay). Beliau adalah pengikut tarekat Syadziliyah, bukan pendirinya (karena pendiri tarekat Syadziliyah, Imam Abu Hasan Asy-Syadziliy telah wafat pada tahun 828 H)."
Dalam penemuan biji kopi, Imam Abul Hasan Asy-Syadziliy mendahului Imam Abu Bakar Al-Aydrus. Sehingga Imam Abul Hasan adalah penemu biji kopi, sedangkan Imam Abu Bakar Al-Aydrus adalah penyebar kopi di berbagai tempat.
Beliau menggubah syair mengenai kopi sebagai berikut:
"Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk.
Dengan pertolongan Allah, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap."
Qahwah (kopi) :
- 'qaf' adalah quut (makanan),
- 'ha' adalah hudaa (petunjuk),
- 'wawu' adalah wud (cinta),
- dan 'ha' adalah hiyam (pengusir kantuk).
"Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman para junjungan yang mulia."
Al-Imam Al-Quthb Al-Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus (851 - 914 H) berkata tentang kopi yang digemarinya:
"Wahai qahwatul bunn (kopi)!
Huruf 'qaf' di awalmu adalah quds (kesucian),
huruf kedua 'ha' adalah hudaa (petunjuk), dan
huruf ketigamu adalah 'wawu'.
Huruf keempatmu adalah 'ha',
berikutnya 'alif' adalah ulfah (keakraban),
'lam' sesudahnya adalah lutfh (belas kasih dari Allah).
'ba' adalah basth (kelapangan), dan
'nun' adalah nur (cahaya).
Oh, kopi, kau laksana purnama yang menerangi cakrawala."
Al-Imam Hamzah bin Abdullah bin Muhammad An-Nasyiriy Al-Yamaniy Asy-Syafi’i (832 - 936 H) penduduk Zabid adalah seorang sastrawan ulung yang ahli tumbuh-tumbuhan. Beliau menggubah seribu bait nadzam mengenai kemukjizatan Al-Qur'an, menulis kumpulan fatwa, dan menggubah nadzam lebih dari 80 bait mengenai manfaat kopi, yang antara lain isinya adalah kopi bisa membangkitkan semangat seseorang dan mengantarkannya mencapai kesuksesan.
Disebutkan dalam kitab Al-Linas bahwa huruf 'ba' dan 'nun' pada kata bunn (kopi), masing-masing berarti bidayah (permulaan) dan nihayah (akhir/puncak), yakni mengantarkan seseorang dari awal langkah hingga akhir/sampai sukses.
Dari Yaman, keharuman kopi merebak ke berbagai kawasan di sekitarnya, lalu ke Eropa, Amerika, dan akhirnya mendunia. Para pelancong, peziarah, dan pedaganglah yang membawa kopi melanglang buana.
Al-'Allamah Abdul Qadir bin Muhammad Al-Jaziriy dalam kitabnya Umdatush Shafwah (Argumen Penggunaan Kopi) memerinci tentang bagaimana kopi mencapai Kairo, Mesir. Dikatakan, pada pertengahan abad ke-16 M, kopi dibawa oleh para siswa Al-Azhar berkebangsaan Yaman untuk meningkatkan stamina mereka. Dari kalangan terdidik Al-Azhar, kopi segera memasuki jalan-jalan, toko-toko, dan rumah tinggal di kota itu.
Sebelumnya, yakni pada awal abad ke-15 M, kopi telah mencapai Turki. Warung kopi pertama di negeri ini berdiri pada 1475 M di Istanbul. Namanya, warung kopi Kiva Han.
Dalam kitabnya, Al-Jaziriy sekaligus menanggapi perdebatan agama tentang manfaat dan boleh-tidaknya minum kopi di bawah hukum Islam. Ini adalah dokumen tertua tentang sejarah, penggunaan, dan manfaat minum kopi di dunia Islam. Setelah melewati perdebatan panjang, kopi pun menjadi minuman tersohor di Makkah dan Madinah.
Dari interaksi para peziarah dan pedagang tadi, kopi kemudian menyebar ke luar kalangan Muslim. Penyebarannya di Eropa dimulai pada abad ke-17 M melalui kota-kota terkemuka, seperti Venesia, Marseilles, Amsterdam, London, dan Wina. Hal ini tentu saja berimbas pada nilai ekspor kopi Yaman yang melonjak tajam.
Pendapat Para Ulama tentang Kopi
Mayoritas ulama tidak meragukan lagi kehalalan kopi. Dalam kitab Syarh Al-’Ubab, Asy-Syaikh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa menggunakan sesuatu yang jaiz sebagai sarana hukumnya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika tujuannya untuk kebaikan maka penggunaan sarana tersebut bernilai pahala, dan jika tujuannya untuk maksiat maka bernilai dosa.
Dikutip oleh Al-Jaziriy dalam kitabnya Umdatush Shafwah fi Hukmil Qahwah, banyak ulama yang berfatwa mengenai hukum kebolehan meminum kopi seperti Syaikh Zakariya Al-Anshari, Syaikh Abdurrahman bin Ziyad, Syaikh Zarruq Al-Maliki Al-Maghribi, Syaikh Abu Bakar bin Salim Attarimi, dan Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Nama-nama yang telah disebut di atas merupakan tokoh-tokoh besar Sufi. Tidak hanya berfatwa bahkan banyak juga ulama yang telah mengarang kitab yang isinya membahas khusus mengenai hukum kopi dan faidah meminum kopi, di antaranya Al-'Allamah Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Aydrus dalam Risalah Inusi Ash-Shafwah bi Anfusi Al-Qahwah, juga Al-Imam Al-Faqih Syaikh Umar bin Abdullah Bamakhromah mengarang syair tentang kopi yang syairnya dikomentari oleh banyak ulama.
Asy-Syaikh Abdul Mu’thiy bin Hasan bin Abdullah bin Ahmad Bakatsir Al-Hadramiy (Makkah 905 - Ahmadabad India 989 H) juga putranya yang bernama Ahmad dan beberapa nama lain menggubah nadzam dalam untaian bait yang amat banyak yang berisi sanjungan terhadap kopi sebagai minuman yang amat bermanfaat untuk penggiat ibadah kepada Allah.
Perhatikan dua bait syair berikut:
قَدْ أَقْبَلَتْ وَ سَوَادُهَا يَتَوَقَّدُ وَ مِنَ الْعَجَائِبْ أَنْ يُضِيْئَ اْلأَسْوَدُ
بِسَوَادِهَا ابْيَضَّتْ قُلُوْبُ أُولِي النُّهَى بِسَوَادِهَا سَادَ السَّوَادَ وَ يُحْمَدُ
Kopi memang hitam tapi menyalakan semangat, bahkan memancarkan cahaya.
Hitamnya kopi membuat hati orang-orang kelas tinggi memutih, sehingga mereka terpuji melebihi kebanyakan manusia.
Lalu dari Indonesia juga ada Al-'Allamah Syaikh Ikhsan Jampes Kediri (1901 - 1952 M) dalam kitabnya Irsyadul Ikhwan fi Syurbil Qahwah wad Dukhan, juga Syaikh Abdul Qadir bin Syekh dalam kitab Shafwatush Shafwah fi Bayan Hukmil Qahwah. Juga dijelaskan dalam kitab Tarikh Ibnu Thayyib mengenai keutamaan kopi, dan banyak lagi ulama yang menjelaskan tentang kopi.
Al-Imam Asy-Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami (909 - 974 H) dalam syairnya mengatakan:
ثم اعلم ايها القلب المكروب أن هذه القهوه قد جعلها اهل الصفاء مجلبة للأسرار مذهبة للأكدار وقد اختلف في حلها اولا وحاصل ما رجحه ابن حجر في شرح العباب بعد ان ذكر أنها حدثت في اول قرن العاشر . ان للوسائل حكم المقاصد ،فمهما طبخت للخير كانت منه وبالعكس فافهم الأصل
“Lalu ketahuilah duhai hati yang gelisah bahwa kopi ini telah dijadikan oleh Ahli shafwah (orang-orang yang bersih hatinya) sebagai pengundang akan datangnya cahaya dan rahasia Tuhan, penghapus kesusahan. Para ulama berbeda pendapat akan kehalalannya, namun alhasil yang diunggulkan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Syarhul 'Ubab setelah penjelasan bahwa asal usul kopi di awal abad 10 Hijriyah memandang dari qaidah ‘bagi perantara menjadi hukum tujuannya’ maka selama kopi ini dimasak untuk kebaikan maka mendapat kebaikannya begitu juga sebaliknya, maka fahami asalnya.”
Dalam Diwan Syaikh Bamakhromah beliau berkata : “Dalam gelas kerinduan itu membuat orang yang meminumnya berada dalam tingkatan para perindu dan memakaikannya pakaian ahli pecinta dalam kedekatan kepada Allah. Bahkan jika seandainya diminum oleh seorang Yahudi maka niscaya hatinya akan mendapatkan tarikan hidayah dan inayah Tuhan.”
Dan Al-'Allamah Al-Arif Billaah Al-Habib Abdurrahman Shofi Assegaf mengatakan : “…bahwa kopi yang disiapkan oleh para Sufi ini esensinya untuk menarik hati kepada Allah SWT maka pahamilah isyarah dan bedakan antara setiap argumentasi”.
Imam Ahmad As-Subki juga berkata :
قال احمد بن علي السبكى ; واما منافعها يعني القهوه تقريبا … فالنشاط للعبادة والأشغال المهمة وهضم الطعام وتحليل الرياح والقولنج والبلغم كثيرا
“Kopi manfaatnya yaitu kira-kira untuk membuat semangat ibadah dan pekerjaan penting juga menghancurkan makanan, agar tidak masuk angin dan menghilangkan dahak yang banyak.”
Ada juga yang menganggap kopi (qahwah) mirip dengan nama khamer, maka ulama memberikan jawaban dalam kitab Inasus Shafwah sebagai berikut : “Penamaan qahwah bagi sebagian orang dianggap menyerupai nama khamer, tentu tuduhan ini tidak mendasar karena tidak harus kesamaan nama juga menunjukkan sama maknanya, bahkan para shalihin dan shadat membuktikan bahwa kopi digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.”
Dalam Tarikh Ibnu Thayyib dikatakan:
يا قهوة تذهب هم الفتى # انت لحاوى العلم نعم المراد
شراب اهل الله فيه الشفا # لطالب الحكمة بين العباد
حرمها الله على جاهل # يقول بحرمتها بالعناد
“Kopi adalah penghilang kesusahan pemuda, senikmat-nikmatnya keinginan bagi engkau yang sedang mencari ilmu. Kopi adalah minuman orang yang dekat pada Allah di dalamnya ada kesembuhan bagi pencari hikmah di antara manusia. Kopi diharamkan bagi orang bodoh dan mengatakan keharamannya dengan keras kepala.”
Banyak ulama Sufi yang berkomentar tentang kopi yang pada prinsipnya mereka menggemari kopi karena dengan meminumnya mereka lebih giat beribadah, terutama pada malam hari ketika banyak manusia yang tertidur lelap.
Kesimpulannya, kopi merupakan minuman para sufi yang digunakan untuk taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT yang mana memiliki banyak faidah baik secara rohani ataupun medis.
Manfaat Meminum Kopi bagi Kesehatan
Kopi merupakan minuman yang sangat nikmat disajikan di segala kondisi. Kopi juga memiliki cita rasa yang khas yang sangat melekat di lidah penikmatnya. Kopi juga terbukti mengandung unsur kimia yang bisa menolak rasa kantuk dan ini sangat berfaedah sekali bagi orang yang ingin bergadang atau memiliki aktifitas malam hari.
Zat terpending yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein adalah senyawa kimia alkaloid dikenal sebagai trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2. Jumlah kandungan zat kafein yang terdapat pada kopi adalah antara 1 hingga 1,5%.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Ngopi dapat memicu seseorang untuk berpikir positif. Psikolog eksperimental, Lars Kuchinke beserta timnya dari Universitas Ruhr, Jerman meminta 66 relawan untuk memutuskan secepat mungkin apakah bentukan huruf yang ditampilkan pada komputer adalah kata-kata. Separuh relawan itu diberi tablet dengan kandungan 200 miligram kafein atau setara dengan dua hingga tiga cangkir kopi. Sementara sisanya diberi pil laktosa. Mereka diberikan tablet itu 30 menit sebelum pengujian. Hasilnya, relawan yang mengonsumsi tablet dengan kandungan kafein tujuh persen lebih akurat dalam mengenali kata-kata positif daripada kata-kata lainnya. Kuchinke berpendapat, mungkin ini karena kafein berfungsi merangsang bagian otak yang terhubung oleh segala hal positif.
Penelitian mengejutkan ternyata Ngopi dapat mencegah stroke dan serangan jantung. Kandungan dalam kopi dapat menghidarkan dari kita dari penyakit serangan jantung bahkan hingga stroke, Sebuah studi atas lebih dari 83.000 wanita berusia lebih dari 24 tahun menunjukkan mereka yang minum dua sampai tiga cangkir kopi sehari memiliki risiko terkena stroke 19% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak minum kopi. Studi terhadap sejumlah pria di Finlandia menunjukkan hasil sama. Mereka yang meninggal karena serangan jantung akibat Ngopi adalah mereka yang sebenarnya punya riwayat penyakit jantung.
Ngopi dapat memberi manfaat sebagai penambah stamina dan energi ekstra. Dahulu para ulama banyak yang ngopi agar bisa fresh dan lama saat berdzikir. Juga agar tidak mudah lelah untuk mengkaji kitab-kitab.
Mekanisme kerja zat kafein dalam tubuh bersaing dengan fungsi adenosin dalam tubuh kita. Adenosin sendiri merupakan senyawa yang terdapat dalam sel otak berfungsi membuat orang cepat tertidur. Kandungan kafein dapat memperlambat gerak sel-sel tubuh sehingga tubuh tidak mudah lelah/mengantuk, muncul perasaan segar, mata terbuka lebar, detak jantung lebih kencang, serta naiknya tekanan darah.
Ngopi dapat mengurangi sakit kepala dan migrain. Menurut Seimur Damond, M.D, dari Chicago™s Diamond Hadche Clinic. Bahwa kandungan kafein pada kopi dapat mengurangi derita sakit kepala. Penderita sakit kepala atau migran ringan terbukti dapat disembuhkan dengan meminum secangkir kopi
Minum kopi secara teratur sesuai dengan porsinya dapat memaksimalkan kerja otak lebih baik. Kandungan antioksidan pada kopi dapat menangkal kerusakan sel otak & membantu jaringan saraf untuk bekerja lebih baik. Sedangkan kandungan kafein dalam kopi berfungsi sebagai stimulan tubuh. Hal ini dapat merangsang indera kita serta meningkatkan laju metabolisme. Sehingga meningkatkan kemampuan dalam berkonsentrasi, mengatasi perubahan suasana hati bahkan depresi.
Dan masih banyak lagi khasiat yang didapat dari Ngopi.
Sumber :
https://ratibalhaddad.com/2016/02/24/keutamaan-kopi-dalam-islam/
http://nuurusyifa.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-tentang-kopi-menurut-para-ulama.html
http://santri.net/manajemen-qalbu/kajian/manfaat-kopi-menurut-ulama/
http://miradaladiaries.blogspot.co.id/2010/09/di-masyarakat-kita-siapakah-yang-tak.html
http://griyasedekah.org/ngopi-dalam-islam.html
0 Response to "Islam dan Ngopi"
Posting Komentar