Menaburkan Bunga Di Jembatan Segelap Juwana Pati Jateng
Diyakini Dapat Datangkan Jodoh
Keberadaan Jembatan Segelap yang merupakan tempat moksanya Loro Pujiwati hingga kini dipercaya mendatangkan berkah. Khususnya bagi wanita yang belum menikah. Mereka percaya usai melempar bunga di jembatan pada bulan Sakban akan mendapatkan jodoh. Bila jodoh telah didapat, maka orang tuanya harus melempar ayam dari atas kendaraan ke arah jembatan. Mengapa ?
Pembawa Berkah
Jembatan Segelap yang berada di jalur Juwana Semarang ini bentuknya biasa dan kecil. Tidak seperti jembatan lain yang besar lagi angker. Meski begitu jembatan ini punya kelebihan yang menarik minat masyarakat, yaitu dapat mendatangkan berkah berupa jodoh bagi wanita yang masih lajang.
Daya tarik itulah yang membuat ribuan wanita bujang berdatangan. Khususnya pada bulan Sakban, mereka bertujuan kelak mendapatkan laki-laki yang di idam-idamkan sebagaimana yang dialami Loro Pujiwati putri Sunan Ngerang.
“Orang yang datang kesitu nasibnya ingin seperti putri Loro Pujiwati. Mengingat jembatan Segelap ini tempat moksanya putri tersebut setelah dikejar-kejar anak bupati Pati. Mereka inginnya, juga bisa dikejar laki-laki yang pada akhirnya jadi jodohnya,” ungkap Legiwo penduduk setempat.
Mereka datang ke Jembatan Segelap bukan hanya datang serombongan dengan teman-teman senasib (belum punya suami). Tapi melakukan acara ritual dengan melemparkan kembang-kembang setaman yang harum baunya ke pinggir jembatan.
Sehingga kembang tersebut numpuk setinggi dua meter lebih. Pasalnya, banyak sekali yang menabur bunga di pinggir jembatan pada bulan tersebut itu. Anehnya kembang tersebut hilang dengan sendirinya, tanpa ada yang mengambil.
Lempar Ayam Di Jembatan
Usai melempar kembang, para wanita yang masih belum bersuami itu tidak langsung pulang, melainkan santai sejenak disekitar jembatan atau berjalan-jalan ke arah pasar Juwana. “Jadi ramai sekali jalan jurusan Juwana Semarang macet total pada bulan itu,” ungkap Legiwo tokoh masyarakat.
Bagi mereka yang cita-citanya terkabul yakni mendapat jodoh yang di idam-idamkan akan datang kembali ke jembatan. Biasanya usai mengadakan pesta perkawinan orang tuanya melempar ayam ke dalam jembatan. Tujuannya sebagai rasa bersyukur.
Banyaknya orang yang melempar ayam ke arah Jembatan Segelap, menjadikan masyarakat sekitar malah untung. Karena ayam-ayam itu dapat ditangkap dan dibawa pulang untuk dipelihara.
“Saya menemukan ayam sudah empat ekor disini. Asalnya dari orang yang anaknya telah mendapat jodoh laki-laki. Mereka melemparnya dari atas bus atau mobil,” ungkap Suparman, petani yang sering beristirahat di sekitar jembatan.
Kini bangunan jembatan Segelap di pugar oleh pemborong. Karena dikhawatirkan akan ambruk. Ketika akan melakukan pemugaran, pemborongnya diingatkan oleh orang tua agar berhati-hati. Karena resikonya besar dan nyawa taruhannya.
Nasehat yang disampaikan orang tua itu di turuti. Maka Iskak selaku pemborong melakukan selamatan terlebih dahulu sebelum melakukan pemugaran. Harapannya agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Harapan itu terkabul, terbukti selama proses pembangunan tidak sampai menelan korban jiwa. Pekerja tidak ada yang kesurupan dan kendaraan yang lalu-lalang pada siang maupun malam bisa selamat.
“Ada beberapa truk yang nyosop dan nabrak di sini. Karena tak tahu kalau jembatan sedang diperbaiki. Tapi sopir dan kernet tidak cidera,” ujar Iskak Pimro Jembatan Segelap Juwana. husnu mufid
0 Response to "Misteri Babat Jembatan Segelap Juwana"
Posting Komentar