Tauhid, Yang Pertama dan Utama






















, Penulis: Buletin
A-Ilmu, Jember





Tidak
ada keraguan lagi bahwasanya tauhid memiliki kedudukan yang tinggi bahkan yang
paling tinggi dalam Islam. Tauhid merupakan hak Allah yang paling besar atas
hamba-hamba-Nya, sebagaimana dalam hadits yang terkenal dari shahabat yang
mulia Mu’adz bin Jabal Radhiyallah ‘anhu  ketika Rasulullah Shallahu
‘alaihi wa Sallam  bertanya kepadanya :



( يا معاذ ، أتدري ما حق الله على العباد وما حق العباد على الله ؟ ) قلت : الله
ورسوله أعلم ؟ قال : ( حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا، وحق
العباد على الله أن لا يعذب من لا يشرك به شيئا )



“Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hamba-hamba-Nya dan hak
hamba-hamba-Nya atas Allah?” Mu’adz menjawab: Allah dan rasul-Nya yang lebih
mengetahui. Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “hak Allah atas
hamba-hamba-Nya adalah mereka beribada kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)





Makna Tauhid adalah :



Upaya menyerahkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla
Pencipta alam semesta, serta menjauhkan semua bentuk peribadahan kepada
selain-Nya. Tauhid merupakan agama setiap Rasul ‘alaihimus salam. Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang telah mengutus mereka dengan membawa misi tauhid
tersebut kepada setiap umat.



Di antara keutamaan tauhid adalah:



1. Tauhid merupakan pondasi utama dibangunnya segala amalan yang ada dalam
agama ini.



Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari shahabat ‘Abdullah bin Umar
Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersab :



بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ
رَمَضَانَ وحَجِّ بَيْتِ اللهِ الحَرَام



“Agama Islam dibangun di atas lima dasar : (1) Syahadah bahwa tidak ada yang
berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, (2)
mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) shaum di bulan Ramadhan (5)
berhaji ke Baitullah Al-Haram.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)



2. Tauhid merupakan perintah pertama kali di dalam Al Qur’an, sebagaimana lawan
tauhid yaitu syirik yang merupakan larangan pertama kali di dalam Al Qur’an,
yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala pada surat Al-Baqarah ayat 21-22 :



يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا
وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ
الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ
تَعْلَمُونَ (22) [البقرة/21، 22]



“Wahai sekalian manusia, ibadahilah oleh kalian Rabb kalian yang telah
menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi
orang-orang yang bertaqwa. Yang telah menjadikan untuk kalian bumi sebagai
hamparan, langit sebagai bangunan, dan menurunkan air dari langit, lalu Allah
mengeluarkan dengan air tersebut buah-buahan, sebagai rizki bagi kalian. Maka
janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian
mengetahui.” (Al-Baqarah: 21-22)



Dalam ayat ini terdapat perintah Allah “ibadahilah Rabb kalian” dan larangan
Allah “janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah”.



3. Tauhid merupakan poros utama dakwah seluruh para nabi dan rasul, sejak rasul
yang pertama hingga penutup para rasul yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi
wa Sallam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :



وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا
الطَّاغُوتَ [النحل/36]



“dan sungguh Kami telah mengutus pada setiap umat seorang rasul (yang menyeru)
agar kalian beribadah kepada Allah dan menjauhi thaghut.” (An-Nahl: 36)



Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:



وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُونِ (25) [الأنبياء/25]



“Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya : bahwasanya tidak ada yang berhak untuk diibadahi melainkan
Aku, maka beribadahlah kalian kepada-Ku.” (Al Anbiya’: 25)



4. Tauhid merupakan perintah Allah yang paling besar dari semua perintah.
Begitu pula lawan tauhid, yaitu syirik, merupakan larangan paling besar dari
semua larangan.



Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:



وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ [الإسراء/23]



“Dan Rabbmu telah memutuskan agar kalian jangan beribadah kecuali kepada-Nya ”
(Al Isra’: 23)



Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula:



وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا [النساء/36]



“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan
sesuatu pun.” (An Nisa’: 36)



Perintah untuk beribadah kepada Allah dan larangan berbuat syirik, Allah
letakkan sebelum perintah-perintah lainnya. Menunjukkan bahwa perintah terbesar
adalah Tauhid, dan larangan terbesar adalah syirik



5. Tauhid merupakan syarat masuknya seorang hamba ke dalam Al –Jannah (surga)
dan terlindung dari An-Nar (neraka). Sebagaimana pula lawannya yaitu syirik
merupakan sebab utama masuknya dan terjerumusnya seorang hamba ke dalam An Nar
dan diharamkan dari Jannah Allah.



Allah berfriman:



إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (72) [المائدة/72]



“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka Allah akan mengharamkan
baginya Al Jannah dan tempat kembalinya adalah An-Nar dan tidak ada bagi
orang-orang zhalim seorang penolongpun.” (Al Ma’idah: 72)



Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda:



مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ



“Barangsiapa yang mati dan dia mengetahui (berilmu) bahwa tidak ada ilah yang
benar kecuali Allah, maka dia akan masuk ke dalam Al Jannah.” (HR. Muslim)



Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabda pula sebagaimana yang
diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu :



من لقي الله لا يشرك به شيئا دخل الجنة ، ومن لقيه يشرك به شيئا دخل النار



“Barangsiapa berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak berbuat syirik
kepada-Nya dengan sesuatu apapun, dia akan masuk Al-Jannah dan barangsiapa yang
berjumpa dengan Allah dalam keadaan bebruat syirik kepada-Nya, dia akan masuk
An Nar.” (HR. Muslim)



6. Tauhid merupakan syarat diterimanya amal seseorang oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala.



Allah berfirman:



وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65) [الزمر/65]



“Sungguh telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan orang-orang (para nabi)
sebelummu, bahwa jika kamu berbuat syirik, niscaya batallah segala amalanmu,
dan pasti kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar : 65)



Syirik merupakan sebab batal alias tertolaknya semua amalan. Maka lawan syirik,
yaitu Tauhid merupakan syarat diterimanya amalan.



* * *



Dari penjelasan tentang keutamaan tauhid di atas, maka sangatlah jelas bahwa
risalah para rasul adalah satu yaitu risalah tauhid. Tugas dan tujuan mereka
adalah satu yaitu mengembalikan hak-hak Allah agar umat ini beribadah hanya
kepada-Nya saja.



Ini merupakan dakwah para Rasul sejak rasul yang pertama yaitu Nabi Nuh ‘alahis
salam hingga rasul yang terakhir yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa
Sallam. Para rasul tersebut tidak hanya menuntut dari manusia agar mengakui dan
mengimani bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya Dzat yang mencipta,
memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, akan tetapi para rasul tersebut juga
menuntut dari umat manusia agar mereka mengakui dan mengimani bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satu-Nya Dzat yang berhak dan layak untuk
diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hak peribadahan. Yakni mentauhidkan
Allah dalam beribadah.



Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam sebagai suri tauladan yang baik bagi
kita, memulai dakwah beliau dengan tauhid selama 13 tahun di Makkah dan
mengingkari peribadahan kepada selain Allah, baik peribadahan kepada nabi,
malaikat, wali, batu, pohon, dan sebagainya yang dilakukan oleh bangsa arab dan
lainnya. Demikian pula setelah beliau hijrah, berdakwah di Madinah selama 10
tahun, beliau terus melanjutkan dakwah menuju kepada tauhid.



Begitu pula ketika beliau Shallallahu ‘alahi wa Sallam mengutus para
shahabatnya untuk mendakwahi umat manusia, beliau memerintahkan kepada mereka
untuk awal pertama kali yang harus disampaikan adalah dakwah tauhid Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana ketika beliau mengutus Mu’adz bin Jabal
radhiyallahu ‘anhu ke negeri Yaman, beliau Shallallahu ‘alahi wa Sallam
bersabda:



فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله . وفي رواية- : إلى أن يوحدوا
الله



“Maka pertama kali yang engkau dakwahkan kepada mereka adalah persaksian
bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah. Dan riwayat yang lain
: dakwah agar mentauhidkan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat
Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma)



Pada hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwasanya tauhid adalah
kewajiban pertama dan utama untuk disampaikan kepada manusia, di mana
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam memerintahkan kepada Mu’adz
radhiyallahu ‘anhu untuk memulai dalam berdakwah dengan hal yang pertama dan
utama untuk mereka.



http://www.assalafy.org/mahad/?p=329

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tauhid, Yang Pertama dan Utama"

Posting Komentar