KH Mas’ud Yusuf Pengasuh Ponpes Lu’lu’il Qur’anil Maknuun Kutoarjo Jateng
Ajari Santrinya Mengusir Setan dan Jin
Sepak terjangnya begitu disegani sekaligus disenangi masyarakat Kutoarjo. Setelah diruntut, ternyata beliau merupakan anak cucu dari KH Abdullah Faqih dan KH Ridwan, dua kiai yang dimasa perjuangan begitu gigih menantang penjajah Belanda. Siapakah sebenarnya kiai itu ? Tidak lain KH Mas’ud Yusuf, pengasuh Ponpes Lu’lu’il Qur’anil Maknuun Desa Senepo Blimbingan Kecamatan Kutoarjo Jawa Tengah. Bagaimanakah sebenarnya sepak terjang beliau? Apa saja ilmu yang ditularkan pada santrinya?
Ilmu Kebal
KH Mas’ud Yusuf ini merupakan putra KH Moh Yusuf, kiai yang ahli pengobatan, juga cucu KH Ridwan serta cicit KH Abdullah Faqih, ulama yang anti penjajah. Kedua kiai terakhir ini selain menguasai perbagai persoalan agama Islam, juga dikenal memiliki ilmu hikmah (kesaktian). Ilmu tersebut pernah diajarkan pada pejuang-pejuang kemerdekaan, khususnya anak buah Laskar Bung Tomo.
Dimasa perang kemerdekaan, Mas’ud Yusuf juga ikut berjuang bersama-sama pejuang lain. Waktu itu usianya masih relatif muda. Kakeknya memberi sesuatu amalan agar selamat dalam berjuang melawan Belanda. Setelah perang usai, beliau pulang ke kampungnya ikut membenahi pesantren ayahnya yang ditinggalkan selama satu tahun.
Melihat bakat dan guna melanjutkan apa yang telah dirintisnya, maka Kh Yusuf mengirimnya ngangsu kaweruh di berbagai pesantren yang cukup terkenal, baik ilmu alatnya maupun hikmah. Seperti di pesantren milik KH Arwani Kudus, KH Maksum, Lasem, Mbah Muhajir Kediri, Syeh Mahmud Cirebon dan Al Fatah Futuhiyah Demak milik Kyai Muludi.
“Di pesantren-pesantren itu saya tidak mempelajari ilmu tenaga dalam, tapi memperdalam ilmu alat. Soal ilmu kedigdayaan diperoleh di rumah setelah melihat secara langsung ayah dan kakek memberikan bekal ilmu pada pejuang-pejuang,” ujar KH Mas’ud.
Asmaul Husna
Sepulangnya berguru ke berbagai pesantren, pada tahun 1970 Mas’ud Yusuf pun pulang ke kampung asalnya dan mulailah merintis pesantren di tanah milik kakeknya. Berbagai ilmu yang dimiliki ditularkan pada para santrinya, bukan saja ilmu alat tapi juga ilmu hikmah. Ilmu hikmah itu berupa bacaan Asmaul Husna.
“Ilmu yang saya diberikan ini bertujuannya supaya para santri dan keluarganya selamat. Demikian pula pesantren agar tetap aman. Alhamdulillah sejak dahulu tetap aman dan selamat, padahal dikelilingi berbagai tempat ibadah lain agama,”ujar KH Mas’ud Yusuf.
Selain berfungsi keamanan, bacaan tersebut bermanfaat untuk melindungi keluarga santri dari gangguan mahluk halus. “Maksudnya untuk mengusir gangguan setan dan jin. Waktu membacanya selesai sholat subuh,” tambahnya.
Bacaan-bacaan yang diajarkan itu hingga kini juga diamalkan oleh santri-santrinya. Guna membuat lingkungan sekitar aman. Mengingat situasi dan kondisi negara masih belum setabil.
Menurut kiai yang tiap subuh jadi imam di Masjid Besar Kutoarjo ini, amalan Asmaul Husna yang diberikan pada santri-santrinya bukanlah untuk gagah-gagahan. Tapi kebajikan dan kemaslahatan umat, sehingga profokator dan bentuk kejahatan lain seperti ninja tidak masuk ke Kutoarjo. “Mudah-mudahan Allah meridlohi,” pintanya. husnu mufid
0 Response to "Misteri Babat Pesantren Maknuun Kutoiarjo"
Posting Komentar