Dari Gelar Budaya Kesultanan Demak, Jawa Tengah
Raja Nusantara Siap Membayar Utang Indonesia
Acara gelar budaya Kesultanan Demak yang diadakan DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo di Balai Witono Jl Pangeran Demak 100 Demak pada Kamis, malam Jumat, 5 Juni 2014 tahun ini benar-benar meriah dan sangat sakral. Berikut ini laporan posmo.
Tepat pukul 19.00 wib seluruh undangan dari berbagai daerah Indonesia telah memasuki Balai Witono Kesultanan Demak. Kemudian disusul dengan para raja dan sultan serta tokoh-tokoh yang akan mendapatkan gelar kekerabatan dari DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo memasuki ruangan dengan disambut gending-gending Jawa yang lembut. Suasana semakin menjadi meriah dan khidmat.
Nampak hadir Sultan Banten, Adipati Cantung, para datuk dari Malaysia, raja-raja se-Nusantara dan Abah Sulton dari LSM Tajam, staf Pemrov Jateng, pecinta budayawan leluhur dan sejumlah tokoh penting lainnya. Seluruh kursi undangan yang disediakan penuh tanpa ada sisa. Hal ini benar-benar mendapat sambutan yang luar biasa.
Tidak lama kemudian acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustad Ahmad Fauzi. Suasana semakin sakral. Kemudian dilanjutkan penyerahan pusaka dari Prabu Noto XI kepada DYMM Sultan Suryo Alam Syekh Joyokusumo dengan diiringi gending-gendi ilir-ilir ciptaan Sunan Kalijogo. Hal ini mengingatkan seluruh undangan yang hadir pada zaman kejayaan Kesultanan Demak yang dipimpin Raden Patah.
Setelah itu, para raja dan undangan dihibur dengan Tari Gamyong dan atraksi Pencak Silat Perisai Diri Cabang Demak pimpinan Sucipto serta panembromo yang dilantunkan oleh sejumlah wanita cantik yang berpakaian khas Kesultanan Demak masa lalu. Seluruh undangan yang hadir benar-benar merasa menikmati budaya Kesultanan Demak yang kini dimunculkan kembali.
Kemudian dilanjutkan sambutan DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo Raja Demak dalam sambutannya menyatakan, para raja dan sultan yang hadir malam ini dalam rangka melakukan silaturahmi dan memiliki misi untuk membantu program pemerintah dan mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia. Sehingga dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang Istana Kemerdekaan. Bahkan raja-raja dan sultan se-Nusantara siap untuk membayar utang negara yang cukup banyak itu di bawah pimpinan Prabu Noto XI.
Sedangkan Gubernur Jateng Haji Ganjar Pranowo melalui stafnya mengatakan, kegiatan gelar budaya yang diadakan DYMM Sultan Suryo Alam Syah Joyokusumo memang patut mendapat apresiasi yang tinggi. Karena kebudayaan Kesultanan Demak bisa dilestarikan. Sehingga nantinya acara gelar budaya ini mampu dijadikan wisata budaya dan spiritual. Sudah sepatutnya kegiatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait.
Setelah membacakan sambutan, Gubernur H. Ganjar Pranoto mendapat cinderamata Batu Giok Joyokusumo sebagai simbol pemberian gelar kekerabatan kepada Gubernur Jateng. Hal ini sebagai upaya apresiasi dari Keluarga Besar kekerabatan Kesultanan Demak.
Begitu prosesi penyerahan batu giok selesai dilanjutkan pementasan Tari Tradisional Glagahwangi Dhimak yang merupakan tarian khas Kesultanan Demak. Kemudian dilanjutkan pemberian gelar kekerabatan kepada tokoh masyarakat dan sejumlah pejabat penting. Juga pemberian gelar kepada Kanjeng Kiai Dr. H.M. Al-Fatahillah Akhmadhie Afkar Noto Jiwo dari Banjarnegara, yang kedatangannya didampingi KRT. Eko Wahyudi, SPd,SPdI, MM, ahli keris dari Krian, Sidoarjo.
Usai pemberian gelar kekerabatan, dilanjutkan sambutan Prabu Noto XI yang mengulas tentang kondisi negara dan para raja di Indonesia. Ia menyatakan optimis peran raja dan sultan dapat membantu menyelesaikan utang-utang bangsa Indonesia. Karena sudah lama memiliki cita-cita membangun negara dengan kekuatan dan kekayaan yang ada di Indonesia. Bahkan siap membayar utang bangsa Indonesia saat ini.
Pidato Prabu Noto XI itu sebagai akhir dari seluruh acara Gelar Budaya Kesultanan Demak. Kemudian seluruh raja dan sultan serta undangan mengadakan jamuan makan bersama DYMM Sultan Suryo Alam Syah didampingi Ketua Panitia Pangeran Haji Fadil Mansyurudin, SH,MH. Sebagai penutup dibuka Pagelaran Wayang Kulit dengan Judul Ruwatan Nusantara dengan Dalam Soponyono.
“Ya, dengan Gelar Budaya Glagah Wangi Dhimak ini akan memberikan dampak yang cukup baik bagi wisata Demak. Mengingat banyak masyarakat luar daerah dan mancanegara yang datang. Sudah barang tentu menjadi Aset Wisata Kabupatan Demak,” ujar Kanjeng Pangeran H. Fadil Mansyurudin, SH. MH. HUSNU MUFID
0 Response to "Misteri Babat Gelar Budaya Kesultanan Demak Kamis, 5 Juni 2014"
Posting Komentar